Jumat, 16 November 2012

Pemogokan Angkutan Umum

PEMOGOKAN ANGKUTAN UMUM

Sementara di Bandung kemarin? Para buruh transportasi tersebut menyerang pemerintah, tetapi tidak menyerang boss-boss mereka sendiri. Dan dalam prakteknya, aksi mereka juga malah semakin mengalienasikan mereka dari publik yang seharusnya dapat berdiri di pihak mereka, karena pilihan mereka untuk menterlantarkan kebutuhan publik akan transportasi. Kini, negara dan institusinya berdiri berseberangan dengan mereka, ditambah publik. Tak ada seorangpun yang berdiri di pihak mereka, bahkan boss merekapun justru mengambil keuntungan dari aksi tersebut, mereka tak perlu bersusah payah mencari cara agar tidak berkurang pendapatan hariannya dan membiarkan para buruh transportasi (yang notabene adalah sapi perahan mereka) memperjuangkan kepentingan para boss tersebut. Apabila aksi perjuangan tersebut seandainya berjalan bertambah sengit, maka yang ada hanyalah diri mereka sendiri. Publik akan dengan mudah berpihak kepada militer dan kepolisian yang biasanya dalam kasus pemogokan buruh transportasi akan segera menyediakan truk-truknya sebagai angkutan transportasi gratis.
Sementara kita semua telah tahu, dimana militer dan polisi akan berpihak sebenarnya. Sebenarnya posisi para awak Angkot yang beroposisi dengan publik telah jelas terlihat dalam kesehariannya, dimana saat mereka ditekan untuk mampu menyetorkan uang dalam jumlah tertentu kepada boss mereka-yang jelas menempatkan mereka dalam posisi konflik kepentingan-bukannya mereka melihat relasi konflik ini sebagai sebuah masalah utama, tetapi mereka melihatnya bahwa publiklah yang menjadi oposisi mereka, karena publik tidak membayarkan ongkos atas jasa mereka lebih besar. Pada akhirnya? Publik dikenakan biaya lebih besar apabila menggunakan jasa mereka. Konflik dengan publik jelas telah dikobarkan, sementara konflik utama antara mereka dengan boss tampaknya tak tersentuh. Apabila mereka menempatkan dirinya justru berkonflik dengan para boss, misalnya dengan melakukan pemogokan untuk menolak kenaikan biaya setoran harian mereka, dan membiarkan publik tetap menggunakan jasa transportas mereka, maka jelas semuanya akan berbeda. Mereka akan berada dalam posisi berkonflik dengan boss mereka, dimana posisi perjuangan mereka akan didukung oleh public. Mungkin itu saja yang sedikit saya sampaika tentang pemogokan angkutan umum di berbagai kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar